FAMIGLIA JUVENTUS INDONESIA

FAMIGLIA JUVENTUS INDONESIA

Rabu, 07 Februari 2018

LIGA ITALIA BUTUH CALCIOPOLI LAGI

FJI. Serie A seharusnya tidak seperti ini. Napoli dan Juventus seperti tinggal head to head dalam memperebutkan gelar, padahal musim 2017-18 masih menyisakan 15 pekan lagi.

Memang, di atas kertas, bahkan Hellas Verona yang mengoleksi 16 poin dan duduk di peringkat 19 masih bisa menyalip Napoli di puncak klasemen dengan 60 angka. Asalkan Verona menang terus dan Napoli kalah terus, begitu pula tim-tim yang bertengger di urutan 2 hingga 18.

Tetapi kita semua tahu itu mustahil, bukan?

Apa yang terjadi di pekan ke-23 Serie A bukanlah cerminan yang saya bayangkan di awal musim. Juventus menang 7-0 atas Sassuolo, disusul Napoli yang menggasak Benevento 2-0.


calciomercato.com
Para haters mungkin akan mengatakan "yaelah cuma menang lawan tim papan bawah aja bangga banget."

Kalau haters itu pendukung Inter Milan, coba tengok pekan ke-18 ketika tim yang Anda agungkan ditekuk 0-1 oleh Sassuolo. Atau jika haters itu adalah tifosi AC Milan, buka lagi file pekan ke-15 ketika Rossoneri ditahan imbang 2-2 oleh Benevento.

Padahal di awal musim, kedua tim ini diprediksi sebagai kandidat terkuat untuk menghentikan kereta cepat 'Nyonya Tua' untuk meraih scudetto-nya yang ketujuh beruntun. Tetapi, faktanya, hingga akhir giornata 23 Inter justru kian melorot ke urutan keempat, sedangkan Milan masih berjuang masuk ke zona Eropa dengan berada di peringkat ke-8.

Miris.

Inter, tidak seperti Juventus, Napoli, ataupun AS Roma, tidak perlu membagi konsentrasi dengan Eropa karena musim ini mereka memang hanya berkompetisi di level lokal. Di awal musim, La Beneamata memang menunjukkan bahwa mereka bisa konsisten, tapi masa-masa indah itu berkahir setelah ditahan imbang Juventus 0-0, 9 Desember 2017.

Pasalnya sejak laga pekan ke-16 itu, Mauro Icardi dkk tidak pernah lagi merasakan manisnya tiga angka.

Serie A baru lewat tengah kompetisi, tapi pelatih Luciano Spalletti sudah harus merasakan problem yang sama dengan para pendahulunya: yaitu mental pemain yang parah bukan main. Mereka tercatat tak pernah bisa bangkit jika kebobolan duluan, bahkan jika tim yang membobol gawang itu ialah klub gurem seperti Crotone.

Milan lebih parah lagi. Mereka bahkan sudah harus berjibaku sejak awal musim setelah kejatuhan ekspektasi tinggi karena (merasa) punya tim yang komplet ketika berhasil membajak Leonardo Bonucci dari Juve dan mempertahankan calon penerus Gianluigi Buffon, Gianluigi Donnarumma.

Gennaro Gattuso yang menggantikan Vincenzo Montella sejak akhir November 2017 pun masih bertindak seperti pelatih magang. Ia sendiri mengakui tidak mudah menyulap tim bertabur bintang itu, bahkan tekanan yang sama membuat Donnarumma melakukan bunuh diri saat ditahan imbang Udinese 1-1.

"Milan ini mengingatkan pada diri saya sendiri. Kami bermain baik, tapi kami masih kekurangan pukulan mematikan," tandasnya seperti dikutip dari goal.com (5/2/2-18).
   Gattuso. Image: goal.com

Sedangkan Napoli, mengutip kolumnis football-italia.net Susi Campagnale dalam tulisannya (5/2/2018), tinggal menunggu waktu saja untuk hancur, terutama jika kompetisi Eropa kembali bergulir pada tengah Februari ini.

Pasalnya, strategi pelatih Maurizzio Sarri itu-itu saja: Lorenzo Insigne mencuri bola kemudian diarahkan ke Jose Callejon sebagai targetman. Kelebihan mereka saat ini hanyalah kecepatan yang masih terjaga dan itu menjadi tantangan besar saat mereka harus membagi konsentrasi ke Liga Europa.

Di lain pihak, Juventus sebenarnya tidak perlu dianggap sebagai ancaman di Serie A. Mereka adalah tim kurang ajar yang lebih sering menurunkan tim lapis kedua di kompetisi domestik, termasuk ketika menghancurkan Sassuolo 7-0 tanpa bantuan Paulo Dybala, Juan Cuadrado, Douglas Costa, Andrea Barzagli, dan Blaise Matuidi.

Apakah artinya Juventus bakal scudetto lagi?

Masih ada 15 minggu untuk para haters membungkam prediksi itu. Kalau musim ini Juve masih juga menjadi juara Serie A, mungkin omongan nyinyir yang mengatakan Liga Italia butuh Calciopoli lagi agar punya juara selain 'Nyonya

Source by :UCTalks

Tidak ada komentar:

Posting Komentar